Seperti biasa, alarm meraung pukul tiga pagi.Reflek tanganku menekan tombol stop.Mata sedikit terbuka lalu menutup lagi.Efek tidur kemalaman.
“Beli makan sahur yuk!” Teman sekamarku mengajak ke warung nasi langganan.
“Iya ntar aja pukul empat.Paling jam tiga belum buka,” Kita pun terlelap lagi.
Setengah lima kurang seperempat, baru bangun lagi.Pasrah tidak makan nasi.Roti, apel atau kurma juga out of stock.Aku ambil dua sendok madu lalu diseduh air hangat.
Berbekal minuman itu, aku harus pergi ke dua tempat. Ke Masjid Pondok Indah lalu ke Karang Asem.Di perjalanan, perutku bunyi berkali-kali. Tapi demi memenuhi undangan buka bersama untuk silaturahim, aku memaksa diri pergi.Dan terjadilah tragedi akibat pikun dini.
Pukul dua aku berangkat dari Pondok Indah. Naik metromini 72 menuju Blok M.Sampai di terminal, aku hanya ingat naik kopaja 19.Sebelum kopaja melaju, aku sudah tanya lewat Casablanca atau enggak.Sopirnya bilang lewat tapi harus naik angkot lagi.Nanti turun di Karet.
Saat sampai Karet, kondektur sudah teriak “KARET KARET yang KARET turun.” Aku dengar tapi diam saja.Setelah sampai masjid Bank Indonesia.Barulah aku sadar kalau sedang nyasar.
Parahnya jalan menuju Tanah Abang macet pake banget. Jadi ingat aku pernah bilang mana mungkin kakiku bisa diajak jalan sampai Tanah Abang.Ternyata Tuhan membuktikan bahwa sakit meniskus dan tidak sahur nasi bisa sampai Tanah Abang juga.
“Lho…Mbaknya mau turun di mana?”
“Jalan baru, Pak.”
“Jati Baru kan.”
“Bukan…turun Jalan baru.Gak lewat ya, Bang.”
“Lewat kok.Harusnya turun di Karet tadi.Aku dah teriak, Mbaknya diem aja.”
“Ya kan aku mau turun di Jalan Baru dekat Casablanca itu bukan turun di Karet, Pak.”
“Wah gak tau, Mbak.” Gubrak! Kondekturnya malah belagak gak tau.
“Yaudah nanti naik Koantas aja dari Tanah Abang yang jurusan Kampung Melayu.”
“Biasanya naik ini bisa turun di dekat Gedung Cyber kan Pak.”
“Ah…bukan.Mbak salah kali.Bukan naik 19 tapi P20.”
“Bener ini kok, Bang.Dulu saya naik ini bisa turun di Jalan Baru.” Ngeyel sok bener.
“Lain kali jangan pergi sendiri, Mbak.Ajak temen yang tahu jalan.Bulan puasa gini banyak copet lho….saya kan gak ngurusin Mbak aja, jadi lupa.” Aku langsung lihat seluruh penumpang. Barangkali dekat dengan pencopet.Makhlum sudah dua kali kecopetan, jadi agak-agak trauma.
Setelah melewati kemacetan, aku turun di Blok A Tanah Abang. Karena kopaja
mogok di dekat blokA.Sempat clingak-clinguk sendirian cari koantas, tapi gak kelihatan.Aku berjalan meyusuri arus angkutan umum.
“Bu, bis koantas bima jurusan Kampung Melayu lewat sini gak?” Ibu itu mengangguk.
“Oh iya Mbak, kalo hari Sabtu. Bis itu libur.” Tambah anak di sebelah Ibu.Aku panik.Mana sudah pukul empat. Undangan buka bersama kan pukul empat.
Akhirnya aku lihat mikrolet jurusan Karet.Aku naik aja gak peduli sampai atau enggak.
“Yak, habis sini.” Penumpang turun semua.Aku panik lagi.
“Gak sampai Karet ya, Bang? Saya mau ke Karang Asem Kuningan.”
“Ooo…yaudah jangan turun dulu.Nanti naik mikrolet lagi.”
“Uang tinggal sepuluh ribu disuruh naik Mikrolet lagi.”Gumamku dalam hati.
Syukur mikrolet 44 memang lewat Jalan Baru.Berakhirlah episode nyasar bulan Ramadhan.
Sampai di lokasi temanku nanya “Kok bisa sampai Tanah Abang sih, emang kamu naik apa?”
“Naik kopaja 19.”
“Haha…harusnya naik kopaja 66.Bukannya kamu pernah ke sini.Kok bisa nyasar sih?”
“Oh iya ya.Aku lupa hehe….” Sambil cari-cari tutup muka karena malu.
Begitulah penderita pikun dini beraksi.Meskipun sudah tahu lokasi, tapi masih nyasar lagi.
Lapar dan dahaga pun terbayar dengan sup buah, kolak, kue, kurma, dan bakso.Sungguh buka bersama yang tidak akan terlupakan.Bisa silaturahim dengan teman-teman yang sudah lama tidak bertemu.
Showing posts with label Lomba. Show all posts
Showing posts with label Lomba. Show all posts
August 11, 2011
May 12, 2010
Kopaja Anti Rokok
Kawasan yang seharusnya bebas rokok, masih saja ditemukan orang yang sedang merokok. Upaya perlindungan masyarakat melalui pelaksanaan wilayah tanpa rokok seolah sia-sia belaka. Karena perokok yang bisa membaca larangan merokok, sedang tidak menggunakan akal sehatnya. Begitu pula saat membaca peringatan kesehatan di bungkus rokok, mereka (perokok) sedang tidak mengindahkannya. Apakah cara itu cukup efektif? Tentu jawabannya tidak. Karena jeratan adiksi rokok lebih kuat dibandingkan dengan kekuatan menahan diri . Hilanglah kesadaran menyayangi diri sendiri. Sepertinya perokok lebih sayang petani tembakau, pengusaha rokok ketimbang dirinya sendiri.
Haruskah aparat kepolisian digerakkan untuk melakukan pengawasan di kawasan tanpa rokok. Saya pikir tulisan besar-besar di spanduk itu bisa menjadi polisi tidur mengganti aparat kepolisian. Lagi-lagi pikiran itu terpatahkan. Benda mati tidak ditakuti. Saya masih menemukan perokok di kawasan yang seharusnya bebas rokok.
Dalam perjalanan pulang dari Pasar Festival, mata saya menemukan sticker tulisan anti rokok di bis kopaja. Sticker itu bertuliskan “Asap rokokmu membunuh orang di sekitarmu.” Satu trobosan agar penumpang tidak merokok sembarangan. Mengingat para penumpang lainnya akan terampas haknya untuk menghidup udara segar. Seharusnya tak perlu ada tulisan, himbauan dan larangan. Perokok hendaknya tau diri, sadar diri dan bertanggung jawab atas setiap asap rokok yang ia keluarkan dan dihirup oleh orang-orang sekitarnya.
Dalam perda DKI Jakarta No. 75 tentang kawasan dilarang merokok pasal 1 poin 23 - 31 telah ditentukan kawasan bebas rokok. Saya soroti poin 27 yakni angkutan umum.
Angkutan umum adalah alat angkutan bagi masyarakat yang dapat berupa kendaraan darat, air, dan udara termasuk di dalamnya taksi, bus umum, busway, mikrolet, angkutan kota, Kopaja, Kancil, dan sejenisnya.
Sumber :
http://beritalingkungan.blogspot.com/2006/02/perda-dki-jakarta-no-75-thn-2005-ttg.html
Dalam hal ini timbul pro dan kontra. Saya pernah dapat email dari perokok yang menginginkan persamaan perlakuan. Sempat debat tentang bahaya asap rokok dengan asap knalpot. Jika asap rokok dilarang berhembus di Kopaja, mengapa asap knalpot Kopaja dibiarkan saja mengotori udara? Dua hal yang berbeda tapi ingin disamakan. Berikut petikan emailnya :
Asap rokok memang berbahaya, tp lebih bahaya mana dibandingkan dgn asap knalpot kopaja, metromini, motor, mobil dan asap dr industri?
Jika asap rokok merupakan racun hgg pabrik rokok tempat kami mencari nafkah dilarang & ditutup, mengapa kopaja, truk, sedan, motor dan pabrik, yg notabene lbh beracun tidak ikut ditutup? Tentunya kami, para pekerja ‘dosa’ di bdng rokok, iri dan menginginkan persamaan perlakuan.
Asap rokok dan asap knalpot memiliki dua rantai yang berbeda. Asap rokok dengan sengaja ditimbulkan oleh manusia, sedangkan knalpot lebih karena jenis kendaraan kita memang belum ramah lingkungan. Kalaupun harus mengubah bahan bakar juga tak mudah. Lagian sepeda listrik, bajaj dengan bahan bakar gas sudah beredar. Dan harganya tentu lebih mahal. Sedangkan merokok menurutku lebih mudah dihentikan asal perkokok mengerti cara menyayangi diri sendiri. Kalaupun tidak bisa dihentikan, minimal dikurangi. Jangan sampai generasi mendatang yang belum teradiksi menambah jumlah adiksi rokok di Indonesia.
Saya sangat setuju dengan quote “Silakan merokok asal asapnya ditelan”
“Ya nggak bisa,” komentar perokok
“Kalau tidak bisa, ya jangan merokok!”
“Lebih baik tidak makan dari pada tidak merokok,” pernyataan yang sungguh-sungguh berlebihan
Bagaimana mungkin hidup tanpa karbohidrat, protein, vitamin?
Bagaimana mungkin hidup mengandalkan racun?
Mari sukseskan kawasan bebas rokok. Agar bisa kita bisa menghirup udara segar dan mengurangi efek global warming. Merokoklah yang bertanggung jawab. Jangan merokok di kawasan bebas rokok.
July 24, 2009
My First Online Experience

Sebagai orang kampung, internet merupakan makanan mahal bagiku. Makan internet pertama kali saat kuliah. Itupun karena ada tugas dari dosen, jadi sedikit terpaksa menginjakkan kaki di warnet. Waktu itu, Pak Hermawan Iwan sebagai dosen komputer mengharuskan kirim tugas melalui email sebagai nilai tambah bagi mahasiswa/i yang memiliki nilai kurang saat ujian. Berhubung saya termasuk mahasiswi yang merasa belum dapat nilai A, jadi tetap coba kirim tugas "Langkah-langkah membuat email". Berhubung belum punya email, jadi harus daftar dulu. Itupun dengan mengajak teman yang sudah punya email.
Kirim Email
Bikin email seperti hal yang luar biasa, apalagi setelah mine_haway@yahoo.com sudah jadi. Ada rasa bangga menelusup di relung hati. Tugas dari Pak Iwan agar kita mengirim tugas dengan cara dilampirkan, bukan di tulis di badan email. Tujuannya agar kita bisa mengirimkan file apapun melalui email. Karena ilmu yang masih cetek, kita tidak berhasil mengirimkannya sendiri. Berkat bantuan penjaga warnet, akhirnya file bisa terkirim. Ternyata file yang tersimpan di dalam disket tidak bisa di lampirkan langsung, sebaiknya di copy terlebih dahulu di hardisk.
Setelah punya email sendiri, saya jadi orang yang diminta untuk membuatkan email. Karena beberapa teman, saudara, senior mengaku kesulitan membuat email baru. Karena ID nya tidak tersedia. Tapi ketika mereka menggandeng saya, entah kenapa sign up email berhasil. Jadi calo bikin email gratisan.
Chatting
Namanya juga orang katrok, cara chatting aja belum tahu. Berawal dari nemenin teman chatting saya pun kena virus chatting. Sayangnya chatting dengan orang yang nggak jelas, karena waktu itu masih pakai MIRC. Mempraktekkan beberapa simbol emoticon yang pernah saya baca di majalah. Meskipun belum lihai chatting, tapi sempat ikut tentor dalam pelatihan internet sesi browsing. Sehingga pas sesi chatting dengan MIRC, saya tidak bisa menyelesaikan masalah yang dialami peserta.
Browsing
Karena ada tugas mengumpulkan nama-nama virus komputer, saya pun mulai mengenal browsing, surfing. Ditambah dengan tugas dosen untuk praktek booking tiket pesawat secara online, mencari hotel di luar negeri, mencari Quotation. Semuanya memaksa saya untuk mengenal lebih jauh tentang internet. Kadang adik-adik kos mengajak saya untuk menemani browsing artikel-artikel yang juga karena tugas dari dosen.
Blogging
Masih terngiang saat saya tertarik untuk mengikuti lomba blog. Padahal belum tahu cara membuatnya. Dengan modal nekat, saya dan Dinda ke warnet. Bermodal tutorial sederhana yang tercantum dalam selebaran, kita mulai sign up di blogspot. Dalam hitungan detik, saya berhasil membuat blog minesweet's home ini. Namun dengan satu postingan, yang tidak bertambah dalam kurun waktu 6 bulan. Karena saya terisolasi dari dunia internet, jadi dengan terpaksa tidak melanjutkan postingan untuk lomba.
Tapi sekarang, sehari tidak online berasa ada yang kurang. Chatting sekarang mendarah daging. Browsing informasi penting jadi kebutuhan sehari-hari. Blogging juga jadi hobi hingga kini. Dari anak kecil hingga dewasa bahkan sudah berumur, semua kenal internet. Di kampung-kampung mulai dibuka warung internet. Dengan kemajuan teknologi, jalan kaki pun bisa sambil ngenet. Mereka yang punya komputer pribadi atau laptop juga bisa menikmati internet di rumah dengan memanfa'atkan modem eksternal ataupun berlanggan internet.
June 17, 2009
Bukti Janji Hati

Dengan ini saya umumkan bahwa :
Hubungan Fany-Yudis telah diresmikan dalam ikatan pernikahan
Semoga tahun depan saya ketularan :)
Hubungan Kami
Hubungan saya dengan Mbak Fany memang tak sedekat Mas Yudis atau tukang loenpia lainnya. Kopdar hanya sekali di Plaza Semanggi, chatting juga bisa dihitung dengan jari. Semoga dengan postingan ini, bisa mempererat hubungan kami. Yang pasti saya belajar banyak dari tutorialnya. Semoga postingan ini bisa meramaikan sayembaranya, tentunya sebagai kado juga.
Tahu pasangan ini dari image YM, foto profil Facebook dan dari milis loenpia.net. Sempat merasa risih juga melihat kemesraan mereka sebelum menikah. Sampai akhirnya satu berita bahagia telah membuatku lega. Sayang tak bisa bertandang karena ada hak mingguan.
Melihat foto-foto pesta pernikahan, saya sudah bisa merasakan kebahagiaan kalian. Itu terpancar dari senyum lebar, sebagai penawar bagi mereka yang tak bisa hadir.
Buat yang ngefans sama Mbak Fany, selamat patah hati. Kalau butuh obat penawar, contact me :P
Mengenai Janjihati
Undangan online ini baru pertama kali kuketahui, bisa memberi inspirasi bagi calon-calon mempelai untuk membuat undangan serupa. Kalau ada yang mau bikin bisa hubungi Zam atau web designer. Pages nya komplit, membuat website ini terkesan wah. Tak kalah dengan pestanya yang meriah layaknya pesta blogger, karena sebagian besar yang hadir adalah blogger dari berbagai kota di Indonesia. Gak kebayang berapa uang yang mereka keluarkan untuk pesta pernikahan. Buat boss Fany - Yudis mah kecil kali ya. Tapi berapapun kocek yang mereka keluarkan, pastilah beralasan untuk satu kebahagiaan. Jadi teringat dengan buku "No Excuse" by Isa (Suami Asma Nadia) mengenai pesta pernikahan putri Lakshmi Mittal (Raja baja dari India) yang menelan biaya 500 Milyar. Jadi berapapun uang yang mereka keluarkan itu masih wajar. Bolehkan kapan-kapan berbagi tentang persiapan pernikahan. Dari persiapan teknis sampai persiapan batin.

Sepotong Puisi untuk mempelai ini
Ketika janji hati tlah terpatri
janganlah dikhianati
biarkan dia tetap suci sampai mati
kesetiaan takkan tergoyahkan
walau banyak ujian
bukti janjihati kan terlihat sepuluh sampai lima puluh tahun lagi
apakah kalian masih suami istri?
ataukah tidak hidup bersama lagi?
kita semua berharap janjihati kan abadi
meski hujan badai merintangi
jadi buktikan!
janjihati kalian!
eh ini bukan tantangan!
akhir kata
teriring do'a dari Jakarta
semoga bahagia di dunia dan di surga
amin
Subscribe to:
Posts (Atom)