March 23, 2011

Tentang Film Gnomeo And Juliet Versi 3D

Kemarin, Selasa (22/3/11) dapat rezeki nonton bareng teman di XXI Gandaria City. Temanku itu suka film-film fantasi. Dulu saja yang ajak dia nonton Rumah Tanpa Jendela, giliran dia suka film itu ganti ngajak aku.



Film ini merupakan parodi dari film Romeo dan Juliet karya William Shakespeare. Sebuah cinta terlarang antara keluarga topi merah dengan topi biru. Gnomeo dari kalangan topi biru. Sedangkan Juliet dari topi merah. Mereka saling balas dendam. "Dendam selalu menyenangkan," kata Gnomeo saat mau balas dendam dengan Tybalt. Tybalt bersikap curang saat balapan gokart (lebih mirip mesin pencabut rumput :D). Saat Gnomeo ingin balas dendam, dia mengajak Benny yang berisik banget jalannya karena bawa pilox.

Juliet bertemu dengan Gnomeo saat berburu Anggrek. Setelah pertemuan itu mereka saling suka. Nannete (Sang katak) menganggap kisah cinta mereka romantis tapi tragis, terkutuk dan akan berakhir. Tapi Juliet tetap ingin bertemu dengan Gnomeo secara diam-diam. Ada adegan lucu saat Gnomeo memanjat dinding pagar rumah topi merah, kepalanya terjepit bilah pagar saat mereka ingin berciuman. Gnomeo menganggap perpisahan adalah kesedihan yang manis.

Juliet dijodohkan dengan Paris. Dia memberi tanaman pencinta kapur dan menghibur dengan permainan musik. Tapi Juliet tetap menemui Gnomeo. Mereka menuju kebun yang ada bangau warna pink. Di kebun itu ada mesin pencabut rumput tipe alliseter 1950. Juliet naik dan menyalakan mesin itu, memotong rumput membentuk pola love.

Kedekatan Gnomeo dan Juliet dilihat Benny. Setelah melihat Benny justru dihadang Tybalt. Mereka bertengkar. Topi biru Benny dirusak. Gnomeo melihatnya lalu balas dendam. Tybalt kalah dan menabrak tembok lalu mati. Pihak topi merah marah, dianggap itu karena kesalahan Gnomeo. Timbul perang.
Benny memesan Terrafirminator (mesin pencabut rumput) dengan mesin yang lebih bagus dan ukuran yang lebih besar. Perang besar antara topi merah dan biru pun terjadi.

Gnomeo dikira mati tertabrak mobil tapi ternyata hanya tersangkut mobil. Tapi setelah selamat dia digondol anjing lalu terangkut Excavator. Entah gimana ceritanya, sampailah Gnomeo di kepala patung William Shakespeare :D

Saat perang antara topi merah dan topi biru, Gnomeo masih berdialog dengan William. Dia tidak tahu kalau keselamatan Juliet terancam. Sampai akhirnya Shroom datang bersama dengan Bangau pink menolong dan membawa Gnomeo ke medan perang.
Gnomeo menyelamatkan Juliet. Tapi tiba-tiba Terrafirminator mengarah ke mereka dan menghancurkan menara. Mereka dikira mati. Seluruh warga merah dan biru bersedih hati. Tybalt dan Ibunya Gnomeo berbaikan. Mereka mengira Gnomeo & Juliet mati ternyata tidak. Surprise ending!

Debut penyutradaraan sutradara Kelly Asbury cukup menghibur. Beberapa kali terdengar suara penonton tertawa. Yang membuat saya tertawa susah berhenti itu saat melihat simbol apple di macbook diganti pisang :D. Visualisasi animasinya bagus banget. Jadi mikir cara bikinnya gimana. Apalagi saya nonton yang versi 3D. Muantablah pokoknya. Tapi sayang pesan moralnya gak dapet. Malah masih ada aja adegan ciuman, sementara itu film untuk semua umur. Mungkin bagi beberapa orang itu hal biasa bukan tabu. Kalau menurut saya sih nggak boleh lah yaw.

Nunggu sutradara Indonesia bikin film 3D kayak gini ah. Mungkin generasi Nibiru bisa contoh film ini. Very recommended! bagi mereka penyuka film 3D fantasi.

Sebelum nonton lihat trailernya dulu di http://www.imdb.com/video/imdb/vi854264089/. Biar gak nyesel.

Thanks to my bestfriend N-Qie yang dah traktir nonton.

March 15, 2011

Resensi Film Rumah Tanpa Jendela




Genre : Drama Musikal
Sutradara : Aditya Gumay
Ide Cerita : Asma Nadia
Penulis Skenario : Adenin Adlan dan Aditya Gumay
Produser : Adenin Adlan dan DR. Seto Mulyadi
Produksi : Smaradhana Pro


Film Rumah Tanpa Jendela dikembangkan dari cerpen Asma Nadia yang berjudul Jendela Rara. Cerpen tersebut juga dikembangkan menjadi novel Rumah Tanpa Jendela.

Film ini mengisahkan impian anak jalanan bernama Rara (Dwi Tasya) untuk memiliki jendela rumah. Karena rumahnya tanpa jendala.

Rara sekolah dibimbing Ibu Alya(Varissa Camelia). Saat pelajaran mengarang cerita, Rara menyampaikan keinginannya memiliki rumah dengan satu jendela. Cukup satu saja. Rara juga menularkan virus jendela pada teman-temannya. Sehingga mereka juga ingin memiliki jendela di rumahnya.

Aldo (Emir Mahira) mengenal Rara saat pulang dari sanggar lukis. Rara ngojek payung. Rara tertabrak mobil karena sopir Aldo tidak melihat posisi Rara tepat di belakang mobil. Sehingga saat mobil bergerak mundur Rara terbentur. Sejak kejadian itu Rara bersahabat dekat dengan Aldo. Sampai Aldo mau menyumbangkan buku di sekolah perkampungan kumuh. Adam (Ozan Ruz) ikut mengantar buku dan bertemu Ibu Alya. Lama-lama Adam menyukai Ibu Alya.

Raga (Raffi Ahmad) ayah Rara berusaha mewujudkan mimpi anaknya. Dengan memberi kejutan lukisan jendela. Rara kecewa karena jendelanya tidak berlubang. Saat bertemu tukang kusen jendela, raga menukar ikan yang dijual dengan kusen. Apadaya kebakaran telah merenggut impian.

Bersamaan dengan kebakaran di perkampungan kumuh Menteng Pulo, Rara dan teman-temannya merayakan ulang tahun Kakaknya Aldo (Emir Mahira) –Andini (Maudi Ayunda) yang malu punya adik yang cacat. Kejutan tari dan nyanyi dari Nek Aisyah (Ety Cancer), Rara serta teman-teman pemulung justru membuat Andini marah besar. Andini komplain pada MC ulang tahun (Indra Bekti) “aduhh…gimana sih? Kan gak ada acara anak-anak itu tampil di sini…?” Jawaban MC yang kebingungan membuat saya nyengir kuda “Ya…gue gak tau…yang gue panggil kan grup bandnya abang lo…Tapi ujug-ujug aja itu liliput itu pada dating ama pawangnya.”

Setelah dua adegan itu, kepedihan dalam film ini datang bertubi-tubi. Sehingga tidak memberi celah sedikitpun bagi penonton untuk berhenti menitikkan air mata. Raga meninggal dunia. Simbok (Inggrid Widjanarko) belum sadar dan harus masuk ruang HCU karena menderita penyakit TBC. Aldo meninggalkan rumah karena merasa sedih mendengar kecurigaan Ibunya bahwa Rara dan teman-teman yang kemungkinan mencuri berlian Ibunya. Aldo pergi naik taxi menuju Rumah Sakit tempat simbok Rara dirawat. Dari adegan ini kelihatan sekali akting Emir Mahira sangat bagus. Dia begitu pandai meniru karakter anak cacat. Ekspresi kesedihan yang ia tampakkan sungguh menyesakkan dada. Seratus jempol untuk Emir Mahira. Begitu pula akting Ati Cancer yang panik karena Aldo hilang. Aty benar-benar total memerankannya sehingga menimbulkan ketegangan.
Adegan Raga dan Rara ngojek paying untuk makan malam. Sungguh mengharukan. Suspense terasa saat mereka makan di rumah kosong yang ternyata ada orang gila.

Film bergizi tinggi ini ibarat segelas air yang menyegarkan di tengah-tengah film-film dewasa amoral. Mengajarkan kita membuka jendela hati lebar-lebar agar mencintai sesama yang kekurangan, banyak bersyukur meskipun kehidupan nyaris hancur. Film ini berhasil membuat saya berderai air mata lalu tertawa.

Tak ada gading yang tak retak. Sebagai penonton awam saya menyayangkan potret Simbok di HCU. Karena luka bakarnya tidak begitu tersorot. Padahal Simbok benar-benar terkungkung api yang kemungkinan besar sekujur tubuhnya terbakar. Sebenarnya adegan kebakaran itu sudah mirip kebakaran betulan. Bekas-bekas yang ditinggalkan pun seperti bekas kebakaran betulan. Tapi ya itu tadi, luka korban-nya justu kurang kelihatan. Satu lagi penampilan Rara masih kurang mewakili anak-anak jalanan yang rata-rata dekil, rambut kusut. Rara di sini masih berambut panjang lurus hitam terawat.

Buat kalian yang belum nonton film ini. Buruan nonton deh! Sekalian beramal. Karena 100% keuntungan dari film ini akan disumbangkan untuk kaum dhuafa.

Masih bisa ditonton di sini:

BINTARO
12:30
14:40
16:50
19:00
21:10
BLOK M SQUARE
12:15
14:25
16:35
18:45
20:55

dan kota2 dibawah ini:

BANDUNG
MALANG
BOGOR
BEKASI
PALEMBANG
YOGYAKARTA
BINJAI

Selengkapnya cek di http://21cineplex.com/playnow.cfm?id=2485&city_id=3

Curcol :
Setelah ajakan pertama ditolak karena teman sibuk dan punya acara lain. Akhirnya hari Kamis bisa nonton juga.
Saya tetap pilih jadwal tayang jam 18.45 di 21 BlokM Square . Meskipun jam 18.42 saya masih belanja di toko buku. Sampai di 21 sudah telat 15 menit. Itupun saya tidak langsung masuk. Karena teman nonton masih di jalan. Dengan menahan rasa penasaran, saya tetap duduk menunggu temanku sampai datang. Jam 19.11 barulah saya masuk.Ketinggalan akting Bunda Asma ihiks....Kayaknya saya musti nonton lagi dengan teman lain. Ada yang mau nemenin nonton?