January 17, 2011

Inspirasi Pagi di Metromini

Bikin judul ispirasi pagi, postingnya siang hari. Gak matching hihi...

Jadi ceritanya tadi pagi saya naik metromini jurusan Blok-M. Sebenarnya males naik saat lihat -nyaris- tidak ada ruang buat berdiri. Tapi sebagai karyawan yang baik, tentunya ingin sampai kantor sepagi mungkin. Aku nekad naik, bertemu macam-macam bau. Bayar uang dua ribu. Trus baca SMS yang -subhanallah- tepat sekali dari Bu Desi.
"Hadapi setiap cobaan dan permasalahan dengan tenang...KARENA...boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal buruk bagimu dan boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal itu baik bagimu. Allah Maha Mengetahui (QS 2 : 216). Semua akan indah pada waktunya"

Setelah baca SMS itu, saya lebih tenang. Tidak mengeluh atau menggerutu karena desak-desakan.

Lebih parahnya lagi. Mau tambah penumpang lagi. Kita yang berdiri disuruh merapat, menghadap kanan kiri biar lorong itu bisa diisi dua orang. Mungkin karena pada jengkel, tak satupun penumpang menuruti. Lah mo geser ke mana lagi?
Parahnya lagi Si Kondektur bilang "Kalian manusia apa bukan, sih. Susah amat diaturnya?" Wah...nonjok banget tuh perkataannya. Emangnya mengisi metromini dengan penumpang berlebihan itu bisa disebut memanusiakan manusia?
Emangnya kita gak boleh dapat sedikit ruang untuk sekedar menggerakkan tangan dan kaki yang pegal. Ditambah setiap jengkal jalan macet pake banget #Curhat Jalan Raya.
Etah disadarkan siapa. Kondektur itu melakukan apa yg kupikirkan. Sempat terlintas "Emangnya gak bisa nolak penumpang? Sehingga harus menjejal-jejalkan manusia. Emangnye kite-kite boneka ape?"
Seketika kudengar kondektur bilang "udah penuh, apalagi Ibu gendut, cari bis lain aja." Hehe...aku geli mendengarnya, kasihan Ibu itu diejek gendut, ditolak pula :D.

Akhirnya Allah yang maha baik itu memberiku tempat duduk. Biar tidak merasaka macet, kukeluarkan amunisi paling ampuh yakni buku. Soalnya belum selesai-selesai tuh baca novelnya James Redfield. Padahal sudah dibaca setiap hari. Tidak terasa sampai juga di terminal blokM. Menunggu bis 34 gak sampai setengah jam langsung dapat bisnya. Alhamdulillah bisa merasakan kesejukan AC. Dihibur ama pengamen yang bisu. Nah lho...gimana dia bisa nyanyi kalau bisu? ya gitu deh. Pernah lihat pengamen yang hanya menggumam dan memainkan gitar alakadarnya kan.

Sampai di Gedung Samudera Indonesia disambut udara yang mendingin. Menelusuri lorong parkir. Lalu menerabas rintik gerimis. Sampailah di tempat kerja. Begitu setiap harinya.

*Ditulis saat cerita ini memaksaku untuk menulis*