Kalau Pak Sinang berpesan "jangan tengok ke belakang", saya justru ingin sekali lagi menengok ke belakang. Karena ada hal manis di belakang sana yang belum saya catat dan bagikan ke teman-teman. Ada banyak pelajaran, salah satunya belajar sabar.
Belajar Sabar part I
Setelah berhasil cabut dari kantor jam 15.00 WIB, saya siap-siap berangkat. Target keluar rumah pukul 15.30 ternyata meleset. Saya jalan setengah berlari menuju jalan besar. Bis 74 yang saya tunggu tak kunjung lewat sampai jam empat. Sampai di Blok M antri beli tiket busway. Tetap nekad naik busway meskipun Nihaw sudah wanti-wanti jangan naik busway. Seperti biasa antrian naik busway panjang banget. Udah gitu busway kosong melenggang berkali-kali dihadapan kami yang berdiri antri. Inilah pelajaran sabar dimulai. Pukul 16.30 barulah saya bisa naik busway. Padahal pesan Nihaw, maksimal pukul 17.30 harus sudah sampai Stasiun Kota. Halte demi halte terlewati. Pukul 17.28 busway berhenti lama sekali. Ternyata lampu merah menyala. Ada perasaan lega saat terlihat museum bank Mandiri. Tepat pukul 17.33 saya sampai di Stasiun Kota. Itu pertama kalinya saya menginjakkan kaki di Stasiun Kota. Berjalan cepat-cepat mengikuti arus manusia menuju stasiun. Saya pun sampai di jalur delapan. Dan tidak ketinggalan kereta. Alhamdulillah...
Untuk sementara waktu kami duduk di tempat duduk yang kosong. Karena tidak kebagian tempat duduk meskipun Nihaw berjuang untuk mendapatkannya. Tahu kabar bahwa Pak Jonru dan Mas Epri, kita pindah ke gerbong satu. Duduk di kursi Pak Jonru dan Mas Epri hihi... Dulu saya berkali-kali niat bertemu Pak Jonru dan Mas Epri. Dan ternyata Allah mempertemukan kami dengan cara yang semanis ini di Stasiun Senen. Akhirnya dengan santai Pak Jonru berbagi biskuit dan sedikit ilmu fotografi. Begitu pula Mas Epri, berbagi pengalaman EO, ngobrolin tentang sastra. Alhamdulillah dapat ilmu gratis plus bisa foto bareng narsis :).
Belajar Sabar Part II
Entah siapa yang memesan tempat duduk dekat Pak Jonru, kami tidak tahu. Yang jelas sampai di Cirebon pun tidak ada orang yang mengusir kami. Alhamdulillah lagi jadi orang yang beruntung dapat tempat duduk. Belajar sabar dimulai lagi saat kita sampai di Pekalongan. Mendadak kereta berhenti lama sekali. Dari pukul 24.00 sampai kami keluar (menukar tiket) sekitar pukul 02.00. Mas Epri antri menukarkan tiket dengan uang cashback untuk kami (makasih Mas).
Ada satu keluarga (Ayah Ibu, anak dan dua orang cucu). Mereka memberi pelajaran berharga bagi kami. Seorang Ibu yang sabar menghadapi anaknya yang nangis karena tangannya terjepit. Tak keluar keluh kesah, apalagi amarah. Ditambah dengan kejadian rel kereta anjlok yang mengharuskan mereka membawa barang bawaan yang banyak. Uluran tangan dari kami yg ingin membantu ditolaknya dengan halus. Pelajaran yg saya petik "jangan merepotkan orang". Mereka pun bergabung dengan trio backpacker untuk melanjutkan perjalanan.
Kalau yang lain bangun dini hari untuk sholat malam. Kita justru menunggu bis jurusan Surabaya atau Semarang. Atas saran tukang becak, kami menuju pom bensin. Konon disitu ada bis Surabaya yang transit. Kami naik becak, menikmati semilir angin virgin. Tak ada bis yang mau berhenti. Sampai ada bis mini yang berhenti di hadapan kami. Setelah Mas Epri nego harga, kami pun naik. Selang beberapa jam, bis berhenti. Bannya kempes. Belajar sabar lagi. Kami dioper ke bis lain. Sudah penuh, sehingga kami harus berdiri. Saya kasihan lihat nenek yang gendong cucunya, tapi tak ada yang mau memberinya tempat duduk. Saya lega setelah melihat nenek itu duduk. Saya dan Nihaw baru duduk saat sampai di Kalibanteng.
Jadi sadar betul bahwa kata-kata adalah do'a. Sebelumnya saya SMS Nihaw "...Gmn kalo naik kreta jur SMG aja. Ntar kita naik bis dari terminal Terboyo"
Meskipun kita tetap naik KA Gumarang, tapi tetap ngeteng juga.
Sampai di terminal Terboyo - Semarang, kami langsung naik bis yang siap berangkat. Tak ada pilihan lain selain bis ekonomi non AC. Kalaupun mau pilih yang ber-AC harus nunggu lebih lama lagi. Sebenarnya kasihan juga lihat anak-anak itu kepanasan, sampai akhirnya menangis di perjalanan. Si Ibu pun masih sabar menggendong anaknya, menghentikan tangisnya. Ada perasaan lega setelah keluarga itu turun di Stasiun Pasar Turi. Minimal amanah Mas Epri dan teman SMU nya telah kami laksanakan.
Sampai di Medaeng, kami dijemput Pak Saiful (sopir), Pak Diaz, Mbak Diah dan suaminya.
"Dari sini masih berapa jam lagi, Pak?" Celetuk Kang Dani. Pertanyaanku terwakilkan :)
"Kurang lebih tiga jam lah," kalau nggak salah itu jawaban Pak Diaz.
Makhlum pas di mobil itu, mendadak saya nggak konek dengan obrolan. Ada sesuatu yang mengganjal dan rasa nyeri yang tak tahan.
Memasuki kawasan Pacet, kami girang sekali. Selain karena sudah makan siang menjelang malam, ada hamparan lukisan Allah yang indah sekali. Sampai di Grand Hotel Trawas, kami salah jalan. Harusnya lurus, malah belok kiri. Tanya satpam malah salah jalan. Selain jalan terjal, juga buntu karena pagarnya ditutup. Akhirnya Pak Saiful menyetir mundur, karena tak jalan sempit. Seperti petualangan di negeri fantasi, saat mobil mundur ada suara anjing menggonggong. Setelah telepon Pak Suhadi, barulah sadar bahwa kita salah jalan. Pak Saiful berbalik arah menuju pasar buah. Sampailah kita di Newstart Trawas. Alhamdulillah...
Disambut senyuman Pak Sinang, teman-teman ESKA. Dijamu makanan enak plus canda tawa Mbak Aci, Mbak Anty, Kang Hadian, Kang Dani. Kami lupa kalau capek. Bahkan kami ikuti acara api unggun sampai penghujung (pukul 01.00). Karena sayang sekali kalau melewatkan curhatan Ibu Sinang (Panggil saja Bu Nung).
Sampai akhirnya tubuhku berhak mendapatkan haknya menikmati kasur empuk Newstart. Inilah hadiah dari sabar.
Belajar Sabar Part III
Kali ini cuman sabar menunggu pembagian doorprize hehe...
Keren lho doorprize nya bisa merata. Saya dapat tasbih cantik plus buku Jakarta Underkompor. Pas banget karena sudah lama ngincer buku itu.
Bukan sabar itu maksudku. Tapi sabar saat melepaskan tali temali yang mengikat tangan kami kelompok Si Berat :D. Jadi pengin yel yel lagi ...
Nggak punya yel yel oh asyiknya
Nggak punya yel yel oh indahnya
(Cinta satu malam mode on)
Sabar bagi Kang Hadian dan Kang Dani yang mau pasrah didandani jadi mummy. Disuruh ambil bola telur. Gaya mereka gokil abis. Saya tertawa sampai keluar air mata.
Sabar saat disuruh bawa semangka pake kepala dari makam pendiri Newstart sampai hotel.
Dari outbound inilah terasa sekali semangat, kebersamaan dan cinta anak-anak SK.
Saya terharu saat dengar Mbak Anty bilang dengan lantang " I lop u pull", saat Mbak Ugik bilang Love it, saat April bilang "karena saya merasa memiliki SK". Sementara saya justru karena malu jadi mau bantu.
Belajar Sabar part IV
Perjalanan pulang Pati juga butuh kesabaran. Bis berinisial 'W' terlambat sampai di terminal Pati. Sabar bagi Bapakku yang telah menunggu dari pukul 18.30 sampai 21.00 WIB. Dan saya baru sampai terminal Pati sekitar pukul sepuluh lebih. Terminal sepi. Bapakku sudah pulang. HPku lowbat, wartel tutup. Akhirnya saya terima tawaran tukang ojek. Meskipun tidak bawa helm untukku. Tukang ojek itu juga sabar menunggu saya mau dianter pulang. Dibujuk, dirayu biar percaya. Sampai di rumah Ibuku malah ingin nangis :(.
Bonus sabar : segelas cinta dari Bunda, sepiring rindu yang terobati plus segelas es degan ala Pati plus bebek goreng plus empek2 Palembang plus uang saku dari Bapak :).
Begitulah cara Allah menyuruh kita belajar sabar.
Kalau Nihaw bilang hikmah dari perjalanan itu adalah dia jadi tahu Semarang.
Kalau saya jadi bisa upgrade kesabaran.
*cari2 tombol upload gambar kok ga ada ya. Terpaksa gak pake foto neh.
August 06, 2010
June 30, 2010
Telkom Speedy Lagi Baik Hati

Sebagai konsumen Speedy selama tiga tahun, saya turut bersenang hati dengan kehadiran konten baru IME Speedy antara lain : Protector, KanalBola, FullTrek, Pesona Edu. Sepertinya Speedy lagi baik hati nih, bagi-bagi konten menarik sesuai kebutuhan konsumennya. Salah satu trik untuk mempertahankan konsumen agar tetap setia menggunakan produk-produk Speedy. Kalian musti coba aplikasi keempat portal itu. Dijamin seru!
Saya coba review semampunya, soalnya saya juga baru coba-coba. Tapi kelamaan kalau baca postingan ini. Buruan klik link diatas! Dan coba aplikasinya.
Portal ini memanjakan anda yang suka musik. Ibarat sayur tanpa garam pastilah terasa hambar. Penyuka musik tanpa update koleksi musik pastilah terasa kurang. Nah, dari portal ini kita bisa download lagu-lagu top 50 harian, mingguan, bulanan bahkan tahunan. Tersedia juga top 50 album, top 50 true tone, top 50 flexi tone, top 50 streaming. Selain itu tersedia music video sekaligus mobile content. Bisa akses sambil naik bis tuh. Asalkan pegang HP yang bisa internetan. Yang suka musik dangdut, jazz, dance, R & B, pop, rock, bisa pilih genre. Jadi lebih mudah searching lagu. Apalagi ditambah fasilitas download 10 lagu gratisan setiap bulan. Cocok tuh buat yang suka gratisan. Atau ikuti acara yang diadakan FullTrek, biar dapat kupon gratis senilai lima puluh ribu sampai seratus ribu rupiah. Top abis kan! Komplit kan! Makanya buruan klik link diatas!
Hallow...bola mania. Ada info baru dari Telkom Speedy yang baik hati nih. Kalau pulang kerja sudah kecapekan, tapi tetap ingin nonton bola. Jangan dipaksa! Bisa nggak kerja esok harinya. Mending kunjungi KanalBola untuk melihat video nya. Kanal bola is the first commercial broadband streaming in Indonesia. Jika jadwal piala dunnia sudah mulai dan anda masih di jalan. Buruan kunjungi portal kanal bola. Beritanya juga lengkap uey. Saya yang nggak ngikutin dunia per-bola-an jadi tahu perkembangan piala dunia. Bisa tahu Didier Drogba (Chelsea), Wayne Rooney (Manchester United) nyetak gol berapa. Saya juga bisa lebih mengenal Cristiano Ronaldo, Lionel Messi, Ronaldinho, Franck Ribery dan pemain sepakbola lainnya. Karena tersedia data mereka. Tak perlu pusing cari tabloid bola yang kadang sold out. Mantap kan!
Layanan ini sudah lebih dari mantap. Super duper mantab lah. Dengan penggunaan aplikasi protector, anda bisa terhindar dari ancaman virus yang merajalela, spyware, trojan horse, hack, phising dll. Tak perlu merogoh kocek terlalu banyak, cukup Rp. 8.800 untuk pengguna speedy dan Rp. 10.000 untuk non speedy. Harga ini murah sekali lho dibanding harga anti virus asli lainnya yang mencapai tiga juta rupiah.
Lebih baik anda download protector user guide terlebih dahulu sebelum anda download aplikasi protector dan ikuti langkah-langkahnya. Dijamin sukses. Karena sudah jelas dan lengkap baik untuk pengguna speedy maupun non-speedy. Jadi tidak perlu saya posting ulang. Atau silakan lihat video tutorialnya. Apakah anda tetap membiarkan komputer anda terserang virus karena tidak terlindungi atau merelakan uang sepuluh ribu rupiah demi kesehatan komputer anda? Apalagi untuk anda yang suka browsing website pembawa virus, malware dll. Tentu produk ini sangat cocok dan berguna bagi anda. (Cocok dah jadi marketing speedy)
Jika anda pernah mengalami perhitungan dengan bantuan jari atau alat lain seperti sempoa. Mungkin anda akan terpana jika melihat perkembangan aplikasi pendidikan sekarang ini. Dengan pesona matematika tentunya akan lebih mudah menghitung. PesonaEdu adalah hadiah bagi guru dan murid SD, SMP dan SMA atau SMK. Tersedia simulasi interaktif kelas dunia dan lebih dari 1500 animasi dengan dua bahasa yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Terbayang kan betapa mudahnya belajar matematika dan fisika. Guru juga pasti terbantu dengan aplikasi ini. Tidak perlu berbusa-busa mengajarkan listrik statis, pemantulan baur dll. Begitu pula murid-muridnya, tidak terlalu bergantung dengan modul sekolah yang kadang kondisinya sudah jelek. Atau harus bawa banyak buku ke sekolah. Orang tua murid terkesan lebih bertanggung jawab jika memakai software PesonaEdu untuk anak-anaknya.
Andaikan anak jalanan yang tak sempat mengenyam pendidikan bisa menggunakan aplikasi ini. Pasti mereka jadi senang sekali. Dan mau belajar tanpa dipaksa. Bagi adik-adik yang memiliki motivasi lemah dalam belajar, akan terbantu dengan adanya produk PesonaEdu. Apalagi penggunanya sudah sampai ke luar negeri. Jadi tak ada alasan untuk tidak mencoba aplikasi ini bukan?
Sebagai anak Indonesia, saya turut berbangga hati dengan adanya PesonaEdu. Dan mendadak ingin alih profesi jadi guru :)
June 07, 2010
Ada Cinta di Pulau Dua
Alarm agenda kopdar SK (Sekolah Kehidupan) Jakarta dan Bandung berbunyi tepat pukul 09.00 WIB. Aku segera siap-siap. Tak terasa satu jam sudah lewat. Pukul sepuluh lebih baru jalan tanpa memikirkan letak RM. Pulau Dua. Sebelumnya sudah tanya teman kantor. Cari saja hotel Sultan, RM. Pulau Dua dekat-dekat situ. Begitu pesan dari teman yang kuingat. Seperti biasa, perjalanan ke Senayan naik bis 71/74 lalu naik busway. Karena malu-malu aku nggak nanya sama petugas TransJakarta. Kalau mau ke komplek taman ria senayan sebaiknya turun dimana. Sampai akhirnya shelter bundaran senayan sudah terlewat. Padahal rencana mau turun disitu. Aku turun di shelter berikutnya. Masih blank mau jalan kemana haha..bodohnya. Lalu tany mbak-mbak yang jalan di koridor. Kata mbaknya aku musti turun di Bundaran HI. Waw…kacau dah, mana dah keluar dari shelter lagi. Aku putuskan naik taxi. Percaya aja sama taxi burung biru.
“Selamat siang, Mbak. Mau keman?”
“Taman Ria Senayan. Bapak tau Rumah Makan Pulau Dua?”
“Iya tau, mau kesitu?”
“Iya.”
Nggak ada setengah jam sudah sampai di depan pintu masuk RM. Pulau Dua. *Clinguk-clinguk* cari anak SK nggak kelihatan. Ya iyalah pos security kan masih jauh dari tempat makannya. Makhlum belum pernah kesana sebelumnya. Lalu aku duduk, ambil HP dan SMS Kang Hadian. Assalam.Kang ni mimin.Dah sampe di RM pulau 2.Dkat security.Anak-anak SK dah pada kumpul dimana? Nungguin balasannya lama banget. Ternyata SMSku baru sampai saat Kang Hadian datang.
“Ini nama tempatnya apa? Mimin nanya nih,” Oalah ternyata Kang Hadian belum nyadar kalau aku sudah duduk manis dekat Bu Has.
“Ni Mimin dah datang Kang, gak usah dibalas,”
“Bentar tak balas dulu,” seketika HPku bunyi. Baru dapat SMS balasan singkat Nias..:D
Sebelumnya aku lihat Pak Sinang baru datang. Untung aku masih hafal wajah Pak Sinang meskipun baru ketemu sekali di Bandung. Aku kenalan dengan Pak Sinang ladi dan langsung jalan bareng masuk hehe…
“Anak-anak SK dah pada kumpul?”
“Wah nggak tau Pak, aku kan belum masuk,”
“Datang sama siapa?”
“Sendirian Pak,”
“Sekali-sekali silaturahmi gini,”
“Iya biar lebih dekat,”
Nggak nyangka ternyata sudah banyak yang datang. Sudah ada Ibu Dyah (EO acara makan-makan), Bu Has + Dek Aris, Mbak Indar sekeluarga (salut dengan Ibu satu ini,meskipun sedang hamil tua tetap datang), Kang Dani sekeluarga, Mbak Lia Octavia, Fiyan, Pak Yons, Mas Galih, Pak Yudhi waa…siapa lagi ya gak hafal. Yang belum disebutkan ngacung ya. Disusul rombongan Bandung (Pak Teha, Kang Hadian, Mbak Diah, Asma). Jeng Novi dan Mbak Dyah datang bareng. Disusul Nia Robie dan Divin Nahb. Bang Nursalam sekeluarga datang pas banget saat kita mulai makan. Disusul Mas Raul + istri, Pak Diaz sekeluarga, Pak Taufik sekeluarga. Absennya segitu dulu. Ma’af kalau terlewat. Sebagai anak rantau, tentunya aku bahagia bisa duduk bersama mereka. Seperti menemukan keluarga baru. Minimal bisa menghapus rasa kangen dengan keluarga di kampung halaman. Yang terpenting adalah satu rasa kebersamaan yang tak akan bisa kulupakan. Dan rasa cinta diantara kita *halah lebay dah.
Sebelum makan-makan dimulai, kita menyanyikan lagu 'Selamat Ulang Tahun' untuk Pak Teha. Selamat Pak! Moga dengan bertambahnya umur, tidak menyurutkan semangat menulis. Salut dah…atas semangat nulisnya. Moga sehat selalu ya Pak. Dilanjut sambutan dari Pak Sinang. Lagi-lagi ada satu kalimat yang menyentuh. Hidup adalah rangkaian suatu proses. Jangan kikir dan berat dengan harta. Apalah artinya seratus dua ratus ribu yang kita korbankan untuk satu kebaikan yang tak akan hilang ditelan zaman (kalau ini tak tambahi sendiri hihi..). Cukup bilang Ya Allah tolong aku. Seketika ada orang yang datang membantu. Kalau tidak ingat sedang di tempat umum, mungkin ada hujan turun dari mataku. Soalnya aku berkali-kali merasakan pertolongan Allah dari tangan-tangan malaikat yang DIA kirimkan untukku. Semoga tangan-tangan baik itu akan mendapatkan balasan rezeki melimpah lagi berkah dari Allah. Karena aku sendiri belum mampu membalas kebaikan-kebaikannya.
Singkat saja. Setelah kenyang semua, acara diskusi selesai. Ditutup dengan pesan-pesan yang semuanya sudah dicatat Mbak Lia. Jadi tidak perlu aku review lagi hihi.., lanjut bernarsis ria. Foto bersama. Pulaaang…Ah senangnya. Seperti dejavu, aku pulang bareng Pak Diaz, Fiyan dan Mbak Lia. Jadi ingat saat kopdar buka puasa bersama. Kita turun di Blok M. Jalan-jalan di Gramedia. Nggak beli apa-apa haha..Secara buku yang diincar lagi kosong. Jadi keinginan beli buku lain ditahan-tahan dulu. Dari Blok M square, kita pindah ke Pasaraya Grande. Malah ketemu Jeng Nov nov. Makan lagi bareng Mbak Lia hehe…*farah-farah. Lepas waktu maghrib baru berpisah. Aku naik bis 71, Mbak Lia naik bis 75, Fiyan naik Kopaja.
Subscribe to:
Posts (Atom)