June 07, 2010

Ada Cinta di Pulau Dua


Alarm agenda kopdar SK (Sekolah Kehidupan) Jakarta dan Bandung  berbunyi tepat pukul 09.00 WIB. Aku segera siap-siap. Tak terasa satu jam sudah lewat. Pukul sepuluh lebih baru jalan tanpa memikirkan letak RM. Pulau Dua. Sebelumnya sudah tanya teman kantor. Cari saja hotel Sultan, RM. Pulau Dua dekat-dekat situ. Begitu pesan dari teman yang kuingat. Seperti biasa, perjalanan ke Senayan naik bis 71/74 lalu naik busway. Karena malu-malu aku nggak nanya sama petugas TransJakarta. Kalau mau ke komplek taman ria senayan sebaiknya turun dimana. Sampai akhirnya shelter bundaran senayan sudah terlewat. Padahal rencana mau turun disitu. Aku turun di shelter berikutnya. Masih blank mau jalan kemana haha..bodohnya. Lalu tany mbak-mbak yang jalan di koridor. Kata mbaknya aku musti turun di Bundaran HI. Waw…kacau dah, mana dah keluar dari shelter lagi. Aku putuskan naik taxi. Percaya aja sama taxi burung biru. 
“Selamat siang, Mbak. Mau keman?”
“Taman Ria Senayan. Bapak tau Rumah Makan Pulau Dua?”
“Iya tau, mau kesitu?”
“Iya.”


Nggak ada setengah jam sudah sampai di depan pintu masuk RM. Pulau Dua. *Clinguk-clinguk* cari anak SK nggak kelihatan. Ya iyalah pos security kan masih jauh dari tempat makannya. Makhlum belum pernah kesana sebelumnya.  Lalu aku duduk, ambil HP dan SMS Kang Hadian. Assalam.Kang ni mimin.Dah sampe di RM pulau 2.Dkat security.Anak-anak SK dah pada kumpul dimana? Nungguin balasannya lama banget. Ternyata SMSku baru sampai saat Kang Hadian datang.
“Ini nama tempatnya apa? Mimin nanya nih,” Oalah ternyata Kang Hadian belum nyadar kalau aku sudah duduk manis dekat Bu Has.
“Ni Mimin dah datang Kang, gak usah dibalas,”
“Bentar tak balas dulu,” seketika HPku bunyi. Baru dapat SMS balasan singkat Nias..:D
Sebelumnya aku lihat Pak Sinang baru datang. Untung aku masih hafal wajah Pak Sinang meskipun baru ketemu sekali di Bandung. Aku kenalan dengan Pak Sinang ladi dan langsung jalan bareng masuk hehe…
“Anak-anak SK dah pada kumpul?”
“Wah nggak tau Pak, aku kan belum masuk,”
“Datang sama siapa?”
“Sendirian Pak,”
“Sekali-sekali silaturahmi gini,”
“Iya biar lebih dekat,”

Nggak nyangka ternyata sudah banyak yang datang. Sudah ada Ibu Dyah (EO acara makan-makan), Bu Has + Dek Aris, Mbak Indar sekeluarga (salut dengan Ibu satu ini,meskipun sedang hamil tua tetap datang), Kang Dani sekeluarga, Mbak Lia Octavia, Fiyan, Pak Yons, Mas Galih, Pak Yudhi waa…siapa lagi ya gak hafal. Yang belum disebutkan ngacung ya. Disusul rombongan Bandung (Pak Teha, Kang Hadian, Mbak Diah, Asma). Jeng Novi dan Mbak Dyah datang bareng. Disusul Nia Robie dan Divin Nahb. Bang Nursalam sekeluarga datang pas banget saat kita mulai makan. Disusul Mas Raul + istri, Pak Diaz sekeluarga, Pak Taufik sekeluarga. Absennya segitu dulu. Ma’af kalau terlewat. Sebagai anak rantau, tentunya aku bahagia bisa duduk bersama mereka. Seperti menemukan keluarga baru. Minimal bisa menghapus rasa kangen dengan keluarga di kampung halaman. Yang terpenting adalah satu rasa kebersamaan yang tak akan bisa kulupakan. Dan rasa cinta diantara kita *halah lebay dah.

Sebelum makan-makan dimulai, kita menyanyikan lagu 'Selamat Ulang Tahun' untuk Pak Teha. Selamat Pak! Moga dengan bertambahnya umur, tidak menyurutkan semangat menulis. Salut dah…atas semangat nulisnya. Moga sehat selalu ya Pak. Dilanjut sambutan dari Pak Sinang. Lagi-lagi ada satu kalimat yang menyentuh. Hidup adalah rangkaian suatu proses. Jangan kikir dan berat dengan harta. Apalah artinya seratus dua ratus ribu yang kita korbankan untuk satu kebaikan yang tak akan hilang ditelan zaman (kalau ini tak tambahi sendiri hihi..). Cukup bilang Ya Allah tolong aku. Seketika ada orang yang datang membantu. Kalau tidak ingat sedang di tempat umum, mungkin ada hujan turun dari mataku. Soalnya aku berkali-kali merasakan pertolongan Allah dari tangan-tangan malaikat yang DIA kirimkan untukku. Semoga tangan-tangan baik itu akan mendapatkan balasan rezeki melimpah lagi berkah dari Allah. Karena aku sendiri belum mampu membalas kebaikan-kebaikannya.

Singkat saja. Setelah kenyang semua, acara diskusi selesai. Ditutup dengan pesan-pesan yang semuanya sudah dicatat Mbak Lia. Jadi tidak perlu aku review lagi hihi.., lanjut bernarsis ria. Foto bersama. Pulaaang…Ah senangnya. Seperti dejavu, aku pulang bareng Pak Diaz, Fiyan dan Mbak Lia. Jadi ingat saat kopdar buka puasa bersama. Kita turun di Blok M. Jalan-jalan di Gramedia. Nggak beli apa-apa haha..Secara buku yang diincar lagi kosong. Jadi keinginan beli buku lain ditahan-tahan dulu. Dari Blok M square, kita pindah ke Pasaraya Grande. Malah ketemu Jeng Nov nov. Makan lagi bareng Mbak Lia hehe…*farah-farah.  Lepas waktu maghrib baru berpisah. Aku naik bis 71, Mbak Lia naik bis 75, Fiyan naik Kopaja.


2 comments: