Min Shop memang baru seumur jagung, masih berproses layaknya kepompong hingga menjadi kupu-kupu yang indah.
Nggak cuman jualan buku, tapi juga jual jilbab, gamis, bross, tas dan gantungan baju dari kayu jati.
Buat kalian yang lihai bikin logo, saya tantang untuk adu kreativitas bikin logo Min Shop.
Diharapkan logonya mewakili Min Shop. Misalnya huruf M yang dibentuk menyerupai kupu-kupu dan wajib memuat kata Min Shop.Tema bebas. Boleh pakai software pembuat logo apa saja. Yang penting formatnya jpg,jpeg.
Waktu perlombaan : Mulai tanggal 26 Oktober - 31 Desember 2010 (akan diperpanjang jika peserta tidak menghasilkan logo yang diinginkan). Pengumuman 11 Januari 2011 (akan diperpanjang juga jika peserta tidak menghasilkan logo yang diinginkan).
Persyaratan :
1. Peserta lomba adalah pelanggan Min Shop (minimal pernah beli satu kali). Bagi yang belum jadi pelanggan bisa membeli selama durasi lomba. Dan untuk umum.
2. Add FB Min Shop (minsstore@gmail.com)
3. Share pengumuman ini di notes FB, lalu tag FB Min Shop dan 25 teman lainnya.
4. Logo yang dilombakan kirim ke email minsstore@gmail.com dan diupload di FB masing-masing, jangan lupa tag FB Min Shop dan 25 teman :). Sertakan Biodata singkat.
5. Logo yang terpilih menjadi hak Min Shop. Dan akan digunakan sebagai logo website, foto profil dan keperluan Min Shop lainnya.
Hadiah :
1. Pemenang pertama akan mendapatkan paket training CCNA dari http://id-networkers.com/
2. Pemenang kedua akan mendapatkan beasiswa kursus membuat manga/komik senilai 300.000 dari Rumah Pena (085643376193)
3. Paket buku senilai Rp. 150.000 untuk tiga logo favorit (persembahan dari Leutika Publisher)
Hadiah akan bertambah jika ada tambahan sponsor.
Pada kesempatani ini, saya tawarkan pada Anda semua yang ingin jadi sponsor lomba ini.
Bisa menghubungi Min Shop di 0815 8661 6875
November 11, 2010
October 30, 2010
Ada Pesta di Tengah Bencana
Pesta Blogger 2010 mengalami dilema, saat harus berpsata ria merayakan keberagaman. Antara bergembira atau berduka cita. Mengingat saudara kita di Mentawai, Wasior dan Merapi sedang menderita.
Akan tetapi PB 2010 sudah direncanakan jauh-jauh hari. Tak mungkin dibatalkan begitu saja. Karena menyangkut banyak pihak. Beberapa peserta mendadak membatalkan kehadirannya demi Merapi. Salut dah.
Pesta Blogger kali ini memang terasa aneh. Mau senang-senang tapi tertahan. Saya kurang semangat berangkat, sehingga datang telat. Mentang-mentang dah dapat tiket gratis dari Loenpia.net, santai banget. Sebelum berangkat harus setrika baju, ngeringin rambut, masuk-masukin buku yang mau dijual. Naik kopaja P 20 lama pula. Lewatlah opening ceremony.
Sampai di kawasan Epicentrum sempat bertemu jalan buntu. Untung tidak sendirian, tapi bersama Lina yang baru saja kenalan di Kopaja. Setelah telepon Hary, baru tahu tempatnya di mall merah Epicentrum Walk. Masuk dan clingak-clinguk cari booth Loenpia tapi gak nemu juga. Akhirnya saya lihat Didut, Yudi dan Sofyan.
Tidak ada oleh-oleh selain goodie bag keren. Soalnya saya jaga stand. Tidak ikut breakout session. Sempat mengikuti talk show tentang kematian ibu bersama Artika Sari Devi. Tapi tidak konsentrasi sehingga tak ada yang tersisa di memori otak :D. Sempat main ke booth Microsoft dan dapat pencerahan tentang windows live, software enam tujuh (kayaknya ini salah deh) untuk android.
Foto-foto tak kumpulin di http://www.facebook.com/album.php?id=1115147894&aid=2087623
Akan tetapi PB 2010 sudah direncanakan jauh-jauh hari. Tak mungkin dibatalkan begitu saja. Karena menyangkut banyak pihak. Beberapa peserta mendadak membatalkan kehadirannya demi Merapi. Salut dah.
Pesta Blogger kali ini memang terasa aneh. Mau senang-senang tapi tertahan. Saya kurang semangat berangkat, sehingga datang telat. Mentang-mentang dah dapat tiket gratis dari Loenpia.net, santai banget. Sebelum berangkat harus setrika baju, ngeringin rambut, masuk-masukin buku yang mau dijual. Naik kopaja P 20 lama pula. Lewatlah opening ceremony.
Sampai di kawasan Epicentrum sempat bertemu jalan buntu. Untung tidak sendirian, tapi bersama Lina yang baru saja kenalan di Kopaja. Setelah telepon Hary, baru tahu tempatnya di mall merah Epicentrum Walk. Masuk dan clingak-clinguk cari booth Loenpia tapi gak nemu juga. Akhirnya saya lihat Didut, Yudi dan Sofyan.
Tidak ada oleh-oleh selain goodie bag keren. Soalnya saya jaga stand. Tidak ikut breakout session. Sempat mengikuti talk show tentang kematian ibu bersama Artika Sari Devi. Tapi tidak konsentrasi sehingga tak ada yang tersisa di memori otak :D. Sempat main ke booth Microsoft dan dapat pencerahan tentang windows live, software enam tujuh (kayaknya ini salah deh) untuk android.
Foto-foto tak kumpulin di http://www.facebook.com/album.php?id=1115147894&aid=2087623
September 28, 2010
Bisnis Kelapa Muda
Mudik lebaran cukup berkesan. Tapi justru kesan tak akan saya ceritakan di sini. Soalnya naskah tentang itu sudah dikirim ke indie publishing.
Sempat bantuin Ibu jual es kelapa muda. Alhamdulillah ramai pembeli. Cuman saya nggak bisa cepat bungkusnya. Makhlum baru belajar. Nggak bisa buka kelapa muda. Paling cuman ngerok (bahasa yg pas apa ya) daging kelapa muda.
Omzet penjualan kelapa muda juga meningkat berlipa-lipat. Mungkin faktor cuaca yang panas, jadi es degan laris manis. Dua kali Bapakku diwawancara wartawan. Pertama dari Jawa Pos dan yang kedua dari Kompas. Sebagai anaknya, saya turut bangga. Sayang foto artikel di Jawa Pos dihapus Bapakku. Nggak tahu maksudnya mau dipamerkan di sini hihi...
Biasanya pembeli berkurang saat hujan. Sebagai pengimbang, Ibu jual petis tangkar dan empek-empek Palembang. Biasanya orang kedinginan suka makan yang hangat-hangat kan. Alhamdulillah saya melihat sendiri, petis satu panci penuh habis sebelum sore hari. Sehingga Ibu musti bikin lagi.
Namun ada yang saya risaukan. Warung es degan kami masih jauh dari tempat standar warung. Alasnya masih tanah, atapnya seng seadanya (ditempel-tempel) pula. Begitu juga dengan dindingnya masih pakai papan ala kadarnya. Itupun numpang di halaman rumah tetangga yang di pinggir jalan. Bayar sewanya ringan, sesuai hasil harian. Pernah pernghasilan sehari sampai 600.000. Tapi pernah nggak sampai 100.000. Namanya juga rezeki ALLAH yang ngatur ya. Harapannya ada dermawan/investor/pengusaha yang mau bantu Ibu.
Kebutuhannya antara lain :
Pembelian tanah berukuran 2 x 2 m (Saya nggak tahu harganya)
Bahan bangunan seperti pasir, semen, batu bata, ubin, genteng dll
Kulkas (Karena kadang ada degan yang tersisa dititipkan ke tetangga)
Begitu pula dengan Bapak. Beliau sering kekurangan modal. Setiap mau ambil kelapa muda satu truk, hendaknya ada uang sekitar 5.000.000. Sedangkan Bapak tak pernah pegang uang segitu setiap harinya. Jadi selama ini hanya mengandalkan kebaikan pemasok degan saja. Beberapa kali timbul cekcok.
*cari-cari tombol upload gambar, gak nemu2 TT*
Sempat bantuin Ibu jual es kelapa muda. Alhamdulillah ramai pembeli. Cuman saya nggak bisa cepat bungkusnya. Makhlum baru belajar. Nggak bisa buka kelapa muda. Paling cuman ngerok (bahasa yg pas apa ya) daging kelapa muda.
Omzet penjualan kelapa muda juga meningkat berlipa-lipat. Mungkin faktor cuaca yang panas, jadi es degan laris manis. Dua kali Bapakku diwawancara wartawan. Pertama dari Jawa Pos dan yang kedua dari Kompas. Sebagai anaknya, saya turut bangga. Sayang foto artikel di Jawa Pos dihapus Bapakku. Nggak tahu maksudnya mau dipamerkan di sini hihi...
Biasanya pembeli berkurang saat hujan. Sebagai pengimbang, Ibu jual petis tangkar dan empek-empek Palembang. Biasanya orang kedinginan suka makan yang hangat-hangat kan. Alhamdulillah saya melihat sendiri, petis satu panci penuh habis sebelum sore hari. Sehingga Ibu musti bikin lagi.
Namun ada yang saya risaukan. Warung es degan kami masih jauh dari tempat standar warung. Alasnya masih tanah, atapnya seng seadanya (ditempel-tempel) pula. Begitu juga dengan dindingnya masih pakai papan ala kadarnya. Itupun numpang di halaman rumah tetangga yang di pinggir jalan. Bayar sewanya ringan, sesuai hasil harian. Pernah pernghasilan sehari sampai 600.000. Tapi pernah nggak sampai 100.000. Namanya juga rezeki ALLAH yang ngatur ya. Harapannya ada dermawan/investor/pengusaha yang mau bantu Ibu.
Kebutuhannya antara lain :
Pembelian tanah berukuran 2 x 2 m (Saya nggak tahu harganya)
Bahan bangunan seperti pasir, semen, batu bata, ubin, genteng dll
Kulkas (Karena kadang ada degan yang tersisa dititipkan ke tetangga)
Begitu pula dengan Bapak. Beliau sering kekurangan modal. Setiap mau ambil kelapa muda satu truk, hendaknya ada uang sekitar 5.000.000. Sedangkan Bapak tak pernah pegang uang segitu setiap harinya. Jadi selama ini hanya mengandalkan kebaikan pemasok degan saja. Beberapa kali timbul cekcok.
*cari-cari tombol upload gambar, gak nemu2 TT*
Subscribe to:
Posts (Atom)