December 10, 2007

Prasmanan Haji ala Basyuni

Saya salah satu orang yang kurang setuju dengan sistem prasmanan haji. Dari 20.000 jamaah haji dan dibagi menjadi 8 maktab. Berarti tiap maktab 250 jamaah. Meskipun tiap maktab sudah ada pos prasmanan, tapi menurut saya tetap tidak efektif dan efisien. Kebiasaan jamaah yang menunggu catering datang, jadi harus ditunggu catering. Jamaah harus menghampiri makanan, bukan dihampiri makanan. Jika kondisi kesehatan jamaah itu bagus, jelas nggak ada masalah kalau harus antri. Tapi lain halnya jika mereka sakit, jelas minta makanannya diantar. Waktu antri bisa digunakan untuk aktivitas lain. Jelas makan banyak waktu kalau dengan prasmanan. Dan cenderung tidak adil, meskipun panitia yang memberikan lauknya. Karena apa....? Selera makan jamaah jelas berbeda-beda, jamaah dengan antrian pertama, enakkkk... jelas, karena dia bebas memilih menu yang disuka. Dan selesai makan terlebih dahulu. Tapi lain halnya dengan jamaah dengan antrian terakhir. Dia tidak bisa leluasa ambil menu yang disuka, karena tinggal sisa. Udah gitu... dia pasti ketinggalan dari teman2 nya yang sudah duluan makan. Bagi jamaah yang sudah dapat makan, otomatis langsung dimakan. Nggak mungkin dia mau menunggu jamaah lain dan makan sama2 seluruh maktab. Soalnya yang dapat makan pertama, makanannya bisa keburu dingin, apalagi klo berkuah. Karena waktunya akan terkuras hanya untuk menunggu... menunggu dan menunggu.

Prasmanan memang cocok untuk para tentara, orang2 dipenjara, para santri di pondok pesantrennya, dan acara party2 lainnya. Tapi .. tidak untuk jamaah haji. Jamaah haji terdiri berbagai umur, berbagai kalangan masyarakat. Nggak sama... jelas beda ma tentara. Yang sudah tua kasihan kalau harus antri juga. Apalagi kalau orang itu punya kerjaan sholat dan dzikir yang melebihi rukun haji pada umumnya. Biasanya dilakukan oleh orang2 yang ikut tarekat. Mereka punya tugas khusus. Kalau dia harus ikut antri, kerjaannya jadi tertunda. Tapi kalau makanannya diantar, dia bisa tunda makannya dan menyelesaikan kerjaannya terlebih dahulu.


Ah... entahlah Pak Maftuh Basyuni, smoga saja idemu itu bisa berjalan dengan lancar tanpa ada perseteruan apapun, tidak semrawut. Dan semoga bisa adil. Amin....

No comments:

Post a Comment