Citarasa Loenpia

Pic. by Udey

Dalam kepenatan kuberjalan. Dengan satu tujuan yakni sebuah pertemuan dalam persahabatan yang akan menambah pengalaman dan pengetahuan. Dalam kelaparan dan kesakitan kumampu bertahan demi menjemput satu kebersamaan dan kehangatan. Berat langkahku namun pasti terasa ringan sekali. Mereka mampu menyulap kelemahan menjadi sebuah kekuatan. Ya..tanggal 15 Oktober 2008 saya tidak makan seharian selain sepotong gorengan dan minuman. Karena sakit perut jadi mengurangi nafsu makan. Loenpia telah mampu membawaku ke Pelangi di Plaza Semanggi. Meskipun sempat muter2 cari lift yang sampai lantai 10, akhirnya sampai juga walau super telat.

Berbicara tentang citarasa loenpia tidaklah berbeda dengan Loenpianers lainnya. Loenpia itu laksana pelangi yang berwarna-warni. Ada warna putih, cokelat, dan hitam lho...itu warna lumpia basah, matang dan gosong ya. Tapi menurutku tiga warna itu benar-benar mewakili Loenpianers. Putih diwakili oleh anak-anak baru yang belum terkontaminasi. Cokelatnya adalah mereka yang memang sudah matang dan berpikiran dewasa. Sedangkan yang hitam adalah mereka yang suka ngejunk.

Lupakan warna mari beralih ke citarasa Loenpia. Loenpia has a different taste. Tukang Loenpia lah yang memiliki perbedaan karakter dan lifestyle yang mempengaruhi satu sama lain. Ada sms dari teman tanggal 10 Maret 2008 pukul 22:29 WIB "At the first we make a habit, and the last habit makes you". Pertama kali kita membuat kebiasaan dan akhirnya kebiasaan membuatmu. Sama halnya dengan milis loenpia, kita buat kebiasaan absen di thread absensimu hari ini dan thread absensi itu membuat kita absen di milis. Begitu halnya dengan kebiasaan ngejunk yang sering kalian lakukan telah membuat dan menggerakkan kita semua untuk ngejunk. Seolah-olah ada kekuatan magnet yang menarik kita semua untuk ngejunk. Meskipun seharusnya kita harus menyelesaikan tugas ataupun pekerjaan. Yang jelas kita harus kuasai ilmu time management. Lalu dipraktekkan dalam keseharian kita. Kita awali dengan kebiasaan yang tertata rapi sehingga kita bisa meraih mimpi. Bukankah kita bisa karena biasa. Jadi mengapa harus bilang saya tidak bisa. Kita harus berani berkata kita bisa pasti bisa.

Ps. Menulis itu adalah sebuah proses pembelajaran bukan bertujuan untuk sebuah kemenangan. Inilah yang bisa saya persembahkan untuk kalian semua kawan. Anggaplah sebagai kado untuk Loenpia di ultahnya yang ketiga. Terimakasih atas semua canda tawa yang telah membuatku tertawa.