May 10, 2010

We Are Breaking The Limits


Sebuah SMS dari sahabat masuk hari Minggu pagi pukul 05:52:15.  SMS itu mampu menghilangkan kantuk di pagi hari.
Aslm. Pg ini jam 7-8.30 di mesj Pd. Ind. diisi oleh Syekh Ali (org Madinah, bs bhs. Ind, yg suka isi TPI dg Ust. Yusuf Mansyur) teman manisnya beribadah. Insya bagus. 
Aku bergegas menyetrika, mandi lalu berdandan rapi.  Setelah siap pergi, ada ganjalan yang membuatku urung pergi.
"Bantuin angkat televisi dulu," mau nggak mau aku bantu temen sekamar angkat televisi, meja dan kardus yang akan dikirim ke Bandung. Sementara pikiranku melayang ke MRPI (Masjid Raya Pondok Indah).
"Berangkat bareng aku aja, nanti kan lewat menara 165."
Jam delapan lewat, tak kunjung berangkat, aku terancam telat.  Sampai di Menara 165 pukul 08:49. Seminar dimulai pukul sembilan. Alhamdulillah tidak terlambat.
"Lho nggak ikutan ke Bandung. Mending jalan-jalan ke Bandung. Enak," Huh! ajakan teman menggoyahkan keputusan.

Hari Sabtu sudah kubulatkan tekad untuk mengikuti seminar motivasi Breaking The Limits. Kebetulan aku sedang berada di bank PIM 1, sekalian transfer ke rekening Mas Rama. Sabtu sore temanku mengajak jalan-jalan ke Bandung. Waduh, dua pilihan yang sulit. Sempat goyah ingin membatalkan rencana ikut seminar.  Oh tidak, aku sudah berhasil menembus batas eksternal yakni harta, karena biaya seminar ini diluar anggaran bulanan. Karena batasan eksternal sudah ditakhlukkan, mustinya batasan internal harus bisa ditembus. Mungkin karena energi yang ditimbulkan oleh kekuatan do'a Mas Rama, atau karena pertolongan Allah yang menuntun langkah kakiku sampai ke Menara 165. Aku pikir ke Bandung bisa lain kali, tapi seminar ini tidak. Ke Bandung dapat capek, senang, kenyang dan bahagia. Sedangkan dari seminar, apa yang kudapat lebih lengkap. Selain capek, senang, kenyang, bahagia juga dapat ilmu dan pengalaman menarik.

Pertama kali masuk Menara 165, beradaptasi, cari-cari penunjuk arah Granada Room. Tapi tidak terlihat olehku. Telepon Mbak Leci dan Mas Rama tidak nyambung. Aku tahu mereka sibuk mempersiapkan diri. Jadi tak selayaknya aku ganggu mereka.  Sampai akhirnya, kuikuti aliran manusia menuju lantai dua. Ah ya, benar saja. Terlihat antrian registrasi seminar di lantai dua. Aku antri lama sekali.  Pesertanya banyak juga. Kata Mas Rama ada 1972 setengah (kurang lebih), entah siapa yang setengah. Peserta sebenarnya sekitar empat ratus orang. Yang terdiri dari berbagai range usia. Mulai anak-anak, remaja dan dewasa.

Ternyata namaku belum terdaftar. Memang aku mendaftar via SMS pada hari Jum'at. Akhirnya panitia membuat nametag baru untukku.  Lalu masuk di Granada Room. Disambut MC yang ganteng sekali, Mas Rio namanya. Disambut kerlip bintang disana sini.  Dekorasi ruangan dipenuhi bintang-bintangan di samping kanan kiri,atap dan depan. Full music. Hmm..ini seminar atau pertunjukan musik a.k.a konser? atau acara nobar. Dimeriahkan oleh Diferensia Band (band tunanetra) dan diberi kesempatan nonton rekaman perjalanan hidup.  Setelah pemutaran video, Mas Rama masuk dengan kostum star wars lengkap dengan light saber, didampingi oleh manajernya.  Tepuk tangan meriah menyambutnya.

I. INTELEKTUAL SESSION 
Kemampuan intelektual sama dengan pola pikir sesuai logika. Kita harus mengetahui limits. Dengan mengenal keterbatasan, kita bisa menembusnya. Batasan dibagi dua yakni batasan eksternal seperti harta, benda, lingkungan dan batasan internal seperti nggak percaya diri, males atau minder.  Kalau tidak bisa mengatasi batasan internal, niscaya baasan eksternal tidak bisa ditembus. Jadi batasan internal justru lebih berbahaya dibanding batasan eksternal.
Mas Rama bercerita tentang masa lalunya. Bahwa seminar ini ada karena Allah turunkan visi misi yakni satu rasa OPTIMIS. Berawal dari mimpi diwujudkan dengan visi misi, sehingga bisa berbagi sepotong roti di seminar ini. Semua orang diciptakan sempurna, baik berkebutuhan khusus atau tidak, tergantung pada kita MAU atau TIDAK. Karena menembus keterbatasan ada pada diri kita, jiwa pahlawan/pejuang ada dalam diri kita. Saat diputar video My Hero, sebuah video olimpiade bagi mereka yang berkebutuhan khusus. Mereka yang tidak bertangan dan berkaki bisa lari, renang, lompat tinggi.

Untuk menghilangkan rasa jenuh, diputar video game Chrono Cross.  Surprise saat Mas Rama memainkan serulingnya mengikuti alunan musik Chrono Cross. Satu lagi surprise dari Mas Rama, saat Diferensia Band memainkan musik 'Morning Sunrise' secara live. Maksud hati ingin request evening sunset, tapi waktu jualah yang membatasi.
Ada satu kejadian menggelitik, saat Mas Rama mengundang personil Diferensia Band, Mas Barus dan Jaka Ahmad. Sebenarnya Mas Barus sudah memegang mic, tapi dikasih mic lagi oleh Mas Rama.
"Udah tahu gue buta, nggak bilang kalau sudah pegang mic." Lagian kan Mas Barus kan juga nggak lihat kalau Mas Rama memberikan mic hihi...

II. EMOSIONAL SESSION 
Hanya ada dua pilihan. Terus atau tidak, diam atau bergerak. If you try maybe you failed, but if you never try you absolutely failed. Jika kamu mencoba mungkin kamu gagal, tapi jika tidak pernah mencoba kamu sudah pasti gagal.
Emosi sama dengan nafsu. Bahasa latinnya movere artinya menggerakkan/bergerak, ditambah akhiran 're' untuk memberi arti bergerak menjauh.
Kualitas nafsu dibagi tiga yakni :
  1. Lawamah : nafsu yang banyak mengeluh, menyalahkan dan mencela diri sendiri. Levelnya apatis, sedih, takut
  2. Amarah    : nafsu rakus (lust), marah (anger), sombong (pride)
  3. Mutmainnah : Semangat (courage), menerima (acceptance), damai (peace)  
Kalau kita bisa mengelola delapan level, maka kita akan sampai level sembilan yakni damai. Jadi teringat satu tulisan dalam lukisan tujuh belas Agustusan yang dipajang di ruang meeting kantor tempat kerjaku.
Kadang perdamaian itu berawal dari cinta yang sederhana.
Nafsu, emosi yang berputar-putar dalam kehidupan kita. Jika kita tidak bisa mengendalikan nafsu lawamah dan amarah, cita-cita akan gagal. Jika fokus pada level apatis, sedih, takut, rakus, marah dan sombong, breaking the limits tidak akan sempurna. Ubah emosi negatif menjadi positif. Sistem syaraf seperti sinyal kabel telepon yang menyampaikan pesan otak. Jika otak memberi pesan sedih makan kita akan sedih. Untuk memberikan pesan positif, seyogyanya kita pakai kualitas nafsu mutmainnah.

III. SPIRITUAL SESSION 
Dengan mengoptimalkan intelektual dan emosional pasti sukses. Tapi nilai jika nilai spiritual terlupakan, sukses tidak bertahan lama. Karena visi misinya betul tapi salah dalam pencapaiannya. Sesi ini dibatasi pada satu poin spiritual yakni do'a.  Bahan pembuat do'a yaitu gelombang energi pikiran & perasaan (keduanya merupakan kata benda). Do'a itu senjata orang mukmin. Sesungguhnya do'a dan bala akan bertemu dan keduanya akan bertarung diantara langit dan bumi (HR Ahmad, At Tirmidzi dan Ibnu Majid). Bahwa benarlah bahwa do'a itu penolak bala.

Mas Rama beserta panitia,
Terimakasih atas sepotong roti yang telah diberi
Mimin senang sekali dapat hiburan sekaligus materi
Let's break the limits
Let's say we are breaking the limits 

No comments:

Post a Comment