May 03, 2009

Inilah Workshop Murah Meriah



Workshop Menulis Bersama Penulis Buku Best Seller sudah berlalu. Namun situasinya masih terngiang memenuhi memori otakku. Hari ini saya coba kumpulkan testimoni untuk workshop yang super murah meriah, banjir hadiah lagi berkah.

Gimana gak murah, saya hanya keluarkan uang transport untuk mengikutinya. Dan jumlahnya pun tak sebanding dengan ilmu yang saya dapatkan. Diskon diberikan dari 20%, 50% bahkan 100% dan alhamdulillah saya salah satu orang yang beruntung mendapatkan beasiswa 100%. Dengan syarat mengirimkan tulisan pengalaman sejati. Semula saya siapkan 2 naskah. Dan saya pilih naskah terbaru untuk dikirim. Menurut Gola Gong "Tulisanku bisa jadi feature perjalanan, alurnya baik & menarik, gaya diary & hanya menceritakan, konflik kurang. Di sesi non fiksi ini saya dapat buku "Musafir" Alhamdulillah, terimakasih Mas Gong.
Inilah kenapa saya sebut banjir hadiah karena tiap hari ada aja peserta yang dapat buku. Saya yakin sebagian besar peserta mendapatkan hadiah buku.

Gola Gong mengisi 1 sesi untuk non fiksi di lanjutkan dengan Mbak Asma. Sungguh sabtu yang lucu. Kepiawaian 2 pembicara ini saat menyampaikan materi sering mengundang tawa dari peserta. Mereka mampu mengocok perutku hingga kaku. Didukung dengan moderator (Kang Dani) yang cukup berbakat, hari pertama lancar jaya. Memang kadang serius karena ada shock terapi membuat tulisan pengalaman lucu 5 - 7 menit. Dan hasilnya adalah tawa yang membahana.

Hari minggu juga lucu, penyakit nyasarku kambuh lagi. Karena saya cuci baju dulu, jadi berangkatnya jam tujuh lewat. Teringat cerita Mbak Widya, naik patas hanya setengah jam, makanya saya naik bis 76 AC, harusnya turun di Megaria Bioskop, tapi saya malah sampai terminal senen hiks... Sempat macet di sepanjang jalur busway Bendungan Hilir sampai Karet, karena ada perayaan Hardiknas. Spontan penumpang melayangkan pandang ke arah pertunjukan karate, tarian, drum band, dll.

Setelah tanya kesana kemari saya jadi geli dan tertawa sendiri. Alhamdulillah P20 dari terminal Senen justru lewat depan Taman Ismail Marzuki (TIM). Meski telat tapi gak parah2 amat. Kulihat Bunda Helvi dan mencoba mengikuti apa yang telah terlewati. Saat kita praktek mengganti ending cerita menjadi lebih kreatif. Cerita para peserta gokil abiz, lagi-lagi bikin saya terkikik. Mereka punya imaginasi tinggi. Ide-ide cemerlangku melayang ke awang-awang karena terbentur waktu. Meskipun ada kendala teknis saat pemutaran dokumentasi perjalanan hidup Mbak Helvi, tapi akhirnya sukses juga membuat mataku berkaca-kaca.

Secuil puisi untuk memori ini
Kan terpatri dalam hati
Memori menari-nari
Jangan pergi
Nyalakan api
Raih mimpi

Four thumbs up for this workshop.
Terimakasih banyak untuk Mbak Asma, Mbak Helvi, Mas Gola Gong, Mas Isa, Rifa, Marin, Pak Endo (Pengelola Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin) dan peserta.
Thank you very much
Doumo arogatou
Matursuwun sanget

1 comment:

  1. saya suka asmandia... tulisane apik polll...

    ReplyDelete