September 11, 2013

Perut VS Otak

Perut VS otak ini pernah menjadi tema debat teman-temanku. Kubu satu mementingkan perut. Kubu dua mementingkan otak. Jadi mereka membahas lebih penting mana perut dan otak. Saya cuman nyengir baca thread panjang seputar perut dan otak itu. Sempat komen di FB. Tapi tidak memihak kubu satu maupun dua. Mungkin efek persentase otak kanan dan kiriku fifty fifty.

Awalnya saya menganggap perut dan otak sama-sama penting. Ya iyalah...setiap organ diciptakan memiliki fungsi masing-masing. Bagaimana otak dapat nutrisi tanpa ada proses dalam perut? Bagaimana perut bisa terisi tanpa otak bekerja? Jadi benar kan masing-masing saling membutuhkan. Dan semuanya penting. Tanpa salah satunya pasti ada yang kurang.

Contoh kecil nih. Ketika perutmu sakit. Mungkin pencernaannya sudah jelek. Daya serap berkurang. Maka zat-zat yang dibutuhkan organ lain tidak terpenuhi. Otak butuh supply oksigen, zat besi dll. Nah, kalau zat besi tidak terserap. Bagaimana otak bisa mendapatkan haknya. Apalagi kalau ditambah peredaran darah tidak lancar. Maka zat besi hanya bisa diterima organ-organ di sekitar perut. Yang dekat-dekat saja. Otak gak kebagian kan.

Sebaliknya...ketika otak kita sakit. Stress, depresi, gila misalnya. Tidak mampu befikir jernih. Sehingga tidak mampu kerja dengan baik. Nah, kalau tidak mampu bekerja, bagaimana dia bisa mengisi perutnya. Rata-rata orang gila kan mengandalkan orang sekitarnya memberi makan kan.

Setelah ikut seminar Pak Valentino Dinsi, saya mendapatkan sedikit pencerahan. Beliau wanti-wanti "Berilah makanan/nutrisi dari leher ke atas." Jadi maksudnya, dahulukan asupan leher sampai otak untuk menuntut ilmu. Jelas posisi perut sudah kalah yah. Nah, kalau dilihat secara fisik, posisi otak ama perut lebih tinggi mana? Lebih tinggi otak kan. Jadi lebih penting mana? Otak apa Perut.Hmmmm.... Otak dong. Kan posisi otak paling atas. Sedangkan perut ada di tengah-tengah. Gampange ngono :D

Orang yang tidak mementingkan perut, tidak akan serakah. Karena perutnya hanya akan diisi sedikit nasi, sedikit lauk, sedikit air, sedikit udara. Yaah..maksudnya sesuai sunnah Rasulullah SAW.
Tidak ada tempat paling buruk tang dipenuhi isinya oleh manusia kecuali perutnya, karena sebenarnya cukup baginya beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Kalaupun ia ingin makan, hendaknya ia atur dengan cara sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk nafasnya. (HR. Ahmad, An Nasai dan At Tirmidzi, dishahihkan Al Albani)

Ternyata ada yang lebih penting dari otak dan perut. Organ jantung. Yang biasa disebut-sebut dengan qolbun/qalb/kalbu itu sebenernya jantung. Bersihkan hati. Sebenernya hati di sini maksudnya adalah heart alias jantung. Bukan hati = liver.

Saat mengikuti kajian MataQu (Majelis Tadabbur Qur'an). Ustaz Bachtiar Nasir membahas sedikit tentang jantung. Alkisah ada yahudi yang wataknya keras meninggal dunia. Lalu ada orang yang butuh jantung. Jantung Si Yahudi berwatak keras itu didonorkan. Ternyata orang yang menggunakan jantung Si Yahudi itu ikut-ikutan berwatak keras. Jantung ibarat Harddisk, ketika HDD itu diambil, ia masih menyimpan memori yang telah di simpan. Ketika jantung berhenti berdetak, berhentilah kehidupan di dunia fana. Nah, sekarang kan sudah tau betapa pentingnya jantung. Saatnya merenung. Sudahkah kita memberikan nutrisi terbaik bagi jantung kita? ataukah justru kita suruh bekerja keras memompa darah kental karena kolesterol?

Jantung ibarat pompa air. Ia harus memompa air. Kalau disuruh memompa air berlumpur, tentulah ia lelah bekerja. Sehingga otot-otot sekitarnya jadi kaku. Kasihan yah :((

Nutrisi terbaik buat jantung kita yakni Al Qur'anul Karim

No comments:

Post a Comment