Dalam
menghadapi persaingan bisnis, seorang entrepreneur harus cerdas. Senantiasa berpikir dan bertindak
cerdas. Selain itu entrepreneur harus memiliki
kreativitas tinggi. Sehingga bisa
menemukan cara-cara cerdas menghadapi persaingan.
Sebagian
entrepreneur menghalalkan segala cara untuk mematikan bisnis pesaing. Mulai dari memperburuk citra pesaing, menyebarkan isu-isu yang mengancam bisnis
pesaing, bahkan ada yang menebarkan fitnah.
Tentu saja itu cara-cara yang justru merendahkan harga diri.
Beberapa
entrepreneur justru menurunkan harga untuk menghadapi persaingan. Cara ini terkadang cukup efektif. Tapi berakibat buruk terhadap kondisi
keuangan perusahaan. Karena dengan
mengurangi margin keuntungan, berarti mengurangi pemasukan. Dengan berkurangnya pemasukan, berarti harus
siap menekan pengeluaran. Menurunkan
harga jadi pilihan terakhir dalam menghadapi persaingan bisnis.
Sebelum
menemukan cara menghadapi persaingan, kita perlu mengetahui penyebab bisnis gagal
bersaing. Ada 6 penyebab bisnis gagal
bersaing. Yang pertama karena lamban
merespon perubahan konsumen atau pun merespon pergerakan pesaing. Kedua, bisnis tanpa inovasi . Pebisnis tidak pernah memperbaiki kualitas
produk dan layanan. Ketiga, tidak tahu
keinginan konsumen sehingga produk tidak bisa diterima. Penyebab keempat yakni
tidak punya tim yang ahli. Kelima, tidak
konsisten melakukan promosi. Penyebab
keenam tidak belajar dari kesalahan sehingga bisnis stagnan.
Setelah
mengetahui keenam penyebab tersebut, maka kita akan tahu bagaimana cara
menghadapi pesaing. Yakni dengan
membalik keenam poin tersebut. Kita
hendaknya bergerak cepat dalam merespon perubahan konsumen. Lakukan inovasi tiada henti. Senantiasa memperbaiki kualitas produk dan
layanan. Serta menambah produk
baru. Buat produk atau jasa yang tidak
bisa dibuat oleh pesaing.
Mencoba
mengerti keinginan dan kebutuhan konsumen.
Lalu penuhi keinginan dan kebutuhannya.
Cari tahu masalah pelanggan, lalu kasih solusinya.
Bentuk
tim yang solid dan ahli. Upayakan
konsisten melakukan promosi. Yang
terakhir belajar dari kesalahan dan berupaya tidak mengulanginya lagi.
Misalnya, ada yang jual nasi goreng di sebelah warung
kita. Apa yang kita lakukan? Dibiarkan
saja atau mengusirnya. Menurut Bapak Ato
Sunarto –salah satu pengusaha di TDA Bekasi- sebaiknya dibiarkan saja. Kita tidak perlu buang-buang energi untuk
memikirkan cara mematikan bisnis pesaing.
Yang
perlu kita pikirkan yakni bagaimana memperbarui desain bisnis. Apabila pesaing meniru desain bisnis kita,
hendaknya segera desain ulang. Desain
baru hendaknya tidak mudah ditiru. Untuk membuat desain bisnis yang handal,
kita membutuhkan tools yang handal pula.
Rata-rata
seorang entrepreneur memilih Business
model canvas. Akan tetapi ada yang
lebih handal yakni Business Hijrah Tools dari @HijrahCoach. Karena Business Hijrah Tools menggabungkan
beberapa elemen penting menjadi satu tools yang handal.
Elemen
pertama yakni customer. Kenali siapa target pelanggan kita. Bayangkan secara
detail calon pelanggan kita dan temukan ceruk pelanggan. Pikirkan bagaimana
Anda bisa memenangkan hati pelanggan.
Kenali jenis potensi revenue.
Apakah revenue bulanan, per
project, per instalasi atau add-on.
Elemen
kedua yakni Delivery. Pikirkan apa tipe channel Anda. Tipe Channel
yang dimaksud seperti website, toko, call center. Tentukan bagaimana cara memberikan layanan
terbaik dan garansi pada pelanggan. Tentukan biaya pengiriman produk.
Elemen
ketiga yakni Produk. Tentukan siapa yang
membuat produk, siapa yang bertanggung jawab promosi dan menjual produk. Ketahui biaya produksi dan layanan, biaya
promosi dan pemasaran. Agar kita bisa
tentukan berapa margin keuntungan.
Yang
keempat yakni Elemen Infrastruktur.
Tentukan siapa orang yang terlibat dalam departemen. Siapa tim internal dan eksternal. Ketahui siapa saja key partner kita. Pikirkan apa
visi bisnis dan bagaimana cara mencapai tujuan bisnis. Buat rencana aktivitas yang mendukung
tercapainya target.
Dalam
menghadapi persaingan, kita hendaknya belajar dari entrepreneur sukses. Misalnya, Ciputra sang Maestro Real Estate Indonesia. Ciputra mengerti keinginan dan kebutuhan konsumen. Bagi Ciputra, fasilitas merupakan unsur ketiga
dari sepuluh faktor yang menentukan kepuasan pelanggan. Konsumen harus dipuaskan dengan pengadaan
fasilitas umum dan fasilitas sosial selengkapnya.
Cara menghadapi peraingan bisnis dengan menaikkan harga dengan menambah value. Misalnya jual
buku dengan harga seratus ribu dengan tanda tangan penulis dan ditambah CD
motivasi atau lagu. Atau dengan menambah
bonus training gratis senilai sekian juta.
Dengan memberikan hadiah pada pelanggan, akan menimbulkan kedekatan
sosial.
Cara
yang paling cerdas untuk menghadapi persaingan bisnis yakni yakin bahwa rezeki
Allah tidak akan tertukar. Jadi apapun
upaya pesaing untuk mematikan bisnis kita, tidak memberi efek apa-apa apabila
kita mendekat pada Sang Pemberi Rezeki.
Referensi
:
Business
Hijrah Tools by @HijrahCoach
Modulpengusaha.com
Properti
Indonesia
No comments:
Post a Comment